6/12/2015

Dunia (dan) Kamera

Positis thinking, itulah kalimat yg saya ucapkan pada salah satu teman saya yang sedang curhat sama saya. Entah apa yang mengispirasi saya sehingga ingin menganalogikan pandangan pemikiran manusia terhadap relita yg ada dengan dunia photografi. Dunia realita ya seperti itu apa adanya, tapi dengan sudut pandang yang berbeda-beda menghasilkan persepsi yang berbeda-beda pula. Pun Photografi, atau lebih spesifiknya saya namakan ‘ kamera’, dimana kamera diarahkan disitulah realita, dalam photografi dinamakan komposisi, kalau boleh saya menyebut, dunia dalam bingkai. komposisi tiap foto yang dihasilkan dari kamera akan tergantung bagaimana cara mengarahkan kamera terhadap bidikan. Adakalanya satu objek fokus ditengah menjadikan komposisi foto lebih indah dipandang daripada komposisi yang kehilangan fokusnya.

Leanscape gunung, laut, hutan, mausia, hewan dll adalah realita (objek foto). Bagaimana keindahan foto tercipta? itu tergantung bagaimana sang photografer membidik objek foto tadi. Pun dunia pemikiran manusia, dunia dan seisinnya lengkap dengan permasalahanya adalah relita, bagaimana cara manusia memandang (perspektif) itu akan menghasilkan sebuah persepsi. Pandangan yang positif terhadap suatu objek akan mengasilkan persepsi yang positif pula, pun sebaliknya. Persepsi itulah yang menjadi ‘kebenaran’ realita (realita, sebenarnya sudah merupakan persepsi kita).

Masih ada hal lain yang membuat saya menganalogikan dunia pemikiran manusia dengan kamera. Ketika pemikiran manusia terlalu pragmatis, saya andaikan dengan sebuah foto mikro, dimana foto fokus pada satu objek dengan ketajaman hanya di titik bidikan saja, komposisi foto yang lain menjadi blur. Dalam dunia nyata, ketika terlalu pragmatis ya itu saja yang didapat, hal yang lain menjadi kabur dan bahkan tidak terlihat, meskipun dalam photografi kekaburan (blur) itu mempunyai keindahan tersendiri, akan tetapi komposisi yang lain di dalam foto tetap tidak terlihat. dalam pikiran pragmatis orang hanya tau tujuan mikronya tanpa melihat jauh ke depan.

Mungkin terlalu ‘memaksakan’ saya menganalogikan ini, tapi okelah akan saya analogikan dengan yang lain. Di dalam photografi ada yang namanya teknik siluet, dimana komposisi foto backgraund nampak cerah dan objek terdekatnya malah nampak gelap, kalau anda tahu misalnya ada orang foto di waktu senja, akan tetapi hanya sinar matahari yang indah yang manpak dan ‘orang’ sebagai objek fotonya malah nampak gelap. Atau kalau tidak paham cari deh di mbah google bagaimana itu foto siluet. oke, saya anggap anda sudah menemukan gambar foto siluet. Nah, foto siluet ini seperti pandangan orang yang terlalu idelis, kehilangan fokus dengan objek terdekatnya dan yang nampak malah komposisi backgroundnya. silahkan diimajinasikan..!

Tidak hanya itu, aspek lain dari photogtafi yang bisa dijadikan analogi adalah pixel. Pixel adalah kumpulan titik titik yang berwarna yang berdekatan sehingga terlihat membentuk sebuah gambar, semakin besar pixelnya maka semakin tajam juga gambar yang di peroleh. Ketika pemikiran manusia terus diasah, maka akan semakin kritis dan peka terhadap realitas. Dalam photografi semakin besar pixselnya semakin tajam komposisi gambar yang dihasilkanya. itu alasan kenapa kita harus terus belajar, agar kemampuan kita semakin terasah dan semakin peka dan ‘tajam’ terhadap relitas, sehingga menghasilkan persepsi yang indah pula terhadap kehidupan kita sendiri. positif thinking.

Intinya, komposisi foto yang kita dapatkan tergantung bagaimana cara kita membidik. Pengaturan iso, shutterspeed, diagrama dll juga sangat mempengaruhi keindahan foto. Dalam kehidupan yang nyata (realita) akan sangat bergantung pada sudut pandang kita. Sudut pandang kita inilah yang nantinya membentuk ‘realita baru’ yang namanya persepsi. Dunia yang sebenarnya dengan dunia yang sudah terbentuk oleh persepsi apa bedanya? tak ada..!, Sesungguhnya ‘yang sebenarnya’ itu sudah mengalami proses ‘paradigmatisasi’ kita pada realita yang sebenarnya. Sama halnya dengan apa bedanya laut yang sebenarnya dengan laut yang ada di dalam foto ‘hasil foto laut itu’? sama-sama gambar laut kan.

Kapan-kapan akan saya lanjutkan dengan aspek photografi lainnya, termasuk diafragma, shutterspeed, ISO dll. Untuk sementara hanya ini, akan tetapi pemikiran itu sangat kompleks, maka penjelasan mengenai pengaturan shutterspeed, ISO menjadi penting untuk dinantikan selanjutnya, agar tidak ada penjustifikasian karena pemahaman yang tidak utuh. Selamat berimajinasi..!

0 komentar:

Post a Comment